Jurnal

Mengenal Potensi TPS 3 R Brama Muda di Kalurahan Sardonoharjo

19 Juli 2023
Administrator
Dibaca 66 Kali
Mengenal Potensi TPS 3 R Brama Muda di Kalurahan Sardonoharjo

Di Kalurahan Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman terdapat potensi pengelolaan sampah hingga zero sampah. Lokasinya berada di tempat penampungan sementara (TPS) 3R Brama Muda di Padukuhan Dayakan. Dikelola 11 personel dari kalangan muda-mudi hingga ibu rumah tangga. Bahkan, tempat pengelolaan sampah ini satu dari dua TPS 3R terbaik di Kabupaten Sleman.

Baca juga: 

Peranan dan Potensi TPS 3R dalam Upaya Mengurangi Beban pengelolaan Sampah pada TPA di Indonesia

Sekretaris Pengelolaan TPS 3R Brama Muda Ari Wibowo mengungkapkan, pengelolaan sampah ini dibentuk pada akhir 2017. Berawal dari keresahan terhadap potensi sampah di wilayah sekitar. Kemudian diawali dari pemuda sepakat mengumpulkan sampah sekitar.  Hingga kini, memiliki 530 pelanggan. Sebanyak 438 pelanggan dari kalangan rumah tangga. Sisanya, dari berbagai macam instansi. Ada kantor pemerintahan kalurahan setempat, sekolah dan tempat usaha sekitar. Dengan potensi sampah 1,5 ton per hari. "Setiap hari petugas keliling mengambil sampah di rumah-rumah. Lalu dilakukan pemilahan di sini," ungkap Ari di lokasi TPS 3R Padukuhan Dayakan, kemarin (18/10).

Untuk sampah kering disortir dan dikumpulkan. Nantinya akan dijual ke pengepul. Kantong plastik dan botol plastik, kaleng semua dikumpulkan dan dipilah.  Di area seluas 16 x 20 meter persegi itu mereka mengolah sampah. Ari mengatakan, jangan sampai ada sampah sisa yang tak bisa diolah. "Pada dasarnya semua sampah bisa diolah. Tetapi mengolahnya butuh ketelatenan," beber Ari.

Baca juga: 

Kabupaten Gianyar Bangun 27 TPS 3R

Untuk keberlangsungan pengelolaan sampah, khusus warga lokal yang berlangganan di padukuhan tersebut, cukup membayar Rp 20 ribu per bulan. Untuk warga di luar padukuhan pengambilan sampah dibanderol Rp 40 ribu – Rp 50 ribu, tergantung dari jarak jauh dekat. "Tidak hanya 3R, dari pengelolaan sampah juga dapat meningkatkan penghasilan," jelasnya.

Magot, dijadikan pakan ternak dengan pengembangan pertanian terpadu maupun dapat dijual langsung sebagai pakan ayam, ikan dan lainnya. Selanjutnya, pupuk juga dapat menjadi material bercocok tanam. Ari mengatakan, cita-cita ke depan, pupuk sampah organik ini dapat dikembangkan lagi sebagai penyubur tanaman yang nantinya juga dimanfaatkan untuk ternak lebah madu langseng.

Baca juga: 

TPS 3R Ketapang Mereduksi Sampah Melalui Rumah Edukasi

Dia berharap, pengelolaan sampah ini menjadi edukasi masyarakat sekitar dan menjadi wisata desa. Selain menggerakkan warga untuk melek sampah, juga mengedukasi bahwa sampah jika dikelola dengan baik, akan menghasilkan untung. Lingkungan bersih baik untuk kesehatan. Tetapi sebaliknya, jika sampah dibiarkan saja lama kelamaan justru menimbulkan bencana. Banjir contohnya. "Intinya, dari sampah membawa berkah," ucap Ari.

Bagikan artikel ini:
Kirim Komentar

Komentar baru terbit setelah disetujui Admin

CAPTCHA Image