Jurnal

Mengangkat Derajat Sampah Bersama TPS 3R BRAMA MUDA

04 November 2023
Administrator
Dibaca 56 Kali
Mengangkat Derajat Sampah Bersama TPS 3R BRAMA MUDA

Beberapa waktu terakhir, permasalahan sampah semakin menjadi fokus perhatian dari sejumlah pihak, termasuk yang terjadi di wilayah Kabupaten Sleman, di mana saya dan keluarga saya berdomisili. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin banyaknya penduduk yang tinggal di sini, semakin banyaknya industri yang berkembang, maka “produksi” sampah juga terus meningkat.

Untuk mengatasi permasalahan sampah ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan  Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Dirjen Cipta Karya mengadakan suatu program infrastruktur berbasis masyarakat (IBM), salah satunya dengan pengadaan TPS 3R (Tempat Pengelolaan Sampah berbasis Reduce, Reuse, dan Recycle) di sejumlah wilayah di Indonesia yang dibangun menggunakan APBN dan swadaya masyarakat.

Keberadaan TPS 3R ini diharapkan dapat membantu untuk mengurangi kuantitas sampah dan menjadi sentra edukasi bagi masyarakat terkait pengelolaan sampah. Menurut Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman, hingga tahun 2018 telah dibangun sebanyak 16 unit TPS 3R di wilayah ini. 

Meski demikian, jumlah ini belum mencukupi karena banyaknya sampah yang dihasilkan oleh masyarakat di wilayah Kabupaten Sleman. Selain itu, berbagai kendala terkait pengelolaan internal TPS 3R juga menjadi kendala yang menyebabkan mangkrak-nya kegiatan operasional di beberapa TPS 3R. Oleh karenanya, DLH Kabupaten Sleman terus berupaya untuk menambah keberadaan TPS 3R di wilayahnya.

Tahun 2017 menjadi awal sejarah baru bagi masyarakat di dusun saya. Dusun kecil di kaki gunung merapi yang diapit persawahan dan aliran Sungai Boyong. Pada tahun tersebut, di dusun kami hadir TPS 3R BRAMA MUDA yang resmi beroperasi untuk pertama kalinya pada tanggal 1 Desember 2017.

Keberadaan TPS 3R BRAMA MUDA merupakan pengembangan dari program organisasi kepemudaan di dusun saya, Brama Muda, yang setiap satu bulan sekali melakukan agenda pengumpulan sampah produktif (layak jual) dari warga sebagai salah satu alternatif penambahan kas pemuda. Kas yang terkumpul kemudian “dikembalikan” lagi ke masyarakat dalam bentuk penyelenggaraan kegiatan yang melibatkan masyarakat seperti peringatan kemerdekaan RI (lomba, pentas seni, jalan sehat, dll.), pengajian, bakti sosial, atau partisipasi dalam agenda dusun lainnya.

Dalam perjalanannya, kegiatan pengumpulan sampah tersebut memiliki kendala yang cukup krusial, yaitu lokasi penampungan sampah sebelum diambil oleh tengkulak rosok. Secara nomaden, Brama Muda menumpang dari satu lahan ke lahan lain milik warga yang kebetulan sedang tidak terpakai. 

Sempat “terusir” karena lahan tersebut akan dibangun rumah, Brama Muda akhirnya membangun “rumah sementara” untuk menampung sampah-sampah yang dikumpulkan yang berlokasi di kompleks kandang kelompok/kelompok ternak. 

Selain itu, program ini juga masih menyisakan pekerjaan rumah (PR) terkait sampah organik yang belum bisa teratasi karena keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki.

Awal tahun 2017, Brama Muda memperoleh informasi dari salah satu warga tentang program pengadaan TPS 3R oleh Kementerian PUPR. Kami pun mencoba untuk mengajukan proposal pengadaan TPS 3R tersebut. 

Awalnya, bentuk bantuan yang kami bayangkan adalah sejumlah uang untuk membangun gudang penampungan sampah. Ketika proposal yang kami ajukan kami (hampir) diterima dan tim dari DLH Provinsi DIY melakukan sosialisasi sekaligus penilaian awal, kami baru tahu apa yang dimaksud TPS 3R tersebut. 

Sempat juga diwarnai pro kontra karena image tempat pengelolaan sampah masih disamakan dengan tempat penampungan sampah. Dikhawatirkan akan menimbulkan bau menyengat yang mengganggu kegiatan warga sekitar. Namun, melalui sosialisasi yang dilakukan tim Satker Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) DLH Provinsi DIY, wawasan kami pun terbuka.


Ketika proposal yang kami ajukan sudah resmi diterima dan dipastikan di dusun kami akan dibangun TPS 3R, Brama Muda bersama beberapa tokoh masyarakat dan perangkat dusun saling berkoordinasi tentang pengelolaan TPS ini nantinya. Pada momen ini lah Brama Muda harus “melepaskan” agenda rutin yang sudah berjalan sejak tahun 2011 itu untuk diambil alih oleh TPS 3R BRAMA MUDA. 

Secara struktural, TPS 3R BRAMA MUDA berdiri terpisah dari semua organisasi masyarakat di dusun saya, termasuk organisasi pemuda, karena TPS 3R merupakan kelompok swadaya masyarakat (KSM) yang dikelola dan dimiliki oleh seluruh lapisan masyarakat. 

Nama Brama Muda diabadikan sebagai nama TPS karena selain harus menyesuaikan dengan pengajuan proposal yang menggunakan nama Brama Muda, harapannya pengelolaan TPS 3R ini nantinya juga melibatkan kalangan pemuda itu sendiri. Hal ini terbukti dengan mulai beroperasinya TPS 3R Brama Muda, tenaga kerja yang terlibat di dalamnya merupakan anggota Brama Muda yang masih aktif di kegiatan kepemudaan. 

Bantuan yang diterima dari Kementerian PUPR adalah sejumlah uang yang diwujudkan dalam bentuk pengadaan 1 unit bangunan kantor, 1 unit bangunan hanggar untuk mengelola sampah, seperangkat peralatan untuk mengepres dan mengolah sampah menjadi kompos, serta 1 unit kendaraan operasional roda tiga untuk mengangkut sampah.

TPS 3R BRAMA MUDA dibangun di atas lahan seluas 400 meter persegi milik pemerintah Desa Sardonoharjo. Di dalam bangunan hanggar seluas 250 meter persegi inilah kegiatan operasional TPS 3R BRAMA MUDA berlangsung. Kegiatan operasional di TPS 3R BRAMA MUDA dimulai dari pengambilan sampah dari lokasi pelanggan, memilah sampah organik dan nonorganik, kemudian mengolahnya.

Untuk sampah organik yang terkumpul kembali dipilah menjadi sampah yang akan diolah menjadi kompos menggunakan tekonologi windrow dan menjadi pakan ternak. Pupuk kompos yang diproduksi oleh TPS 3R BRAMA MUDA secara berkala diambil oleh DLH dan Dinas Pertamanan Kabupaten Sleman. Warga masyarakat di dusun saya pun sangat terbantu dengan pupuk tersebut untuk menyuburkan tanaman-tanaman yang ditanam di rumah. 

Selain itu, TPS 3R BRAMA MUDA juga menerima pembuatan souvenir organik berupa pupuk kompos kemasan mini untuk berbagai acara. Sementara itu, untuk sampah nonorganik, karena keterbatasan teknologi dan SDM pengelola, maka sampai saat ini pengelolaannya masih sebatas dikumpulkan untuk dijual ke pengepul rosok. 

Adapun jenis sampah lain yang tidak dapat diolah, atau disebut sampah residu (tisu, pembalut, popok/pampers, dan sampah bahan beracun dan berbahaya−sampah B3) akan dipisahkan di luar hanggar yang kemudian akan diangkut oleh truk DLH Kabupaten Sleman untuk dibawa ke TPST Piyungan.

Bulan Desember 2019 ini genap dua tahun TPS 3R Brama Muda hadir di tengah masyarakat dusun saya. Hingga saat ini TPS 3R Brama Muda sudah memiliki kurang lebih 300 pelanggan yang terdiri atas rumah tangga, instansi pemerintah, dan pelaku usaha kuliner. Dalam perjalanannya, banyak hal penting yang terjadi. 

Kehadiran TPS 3R Brama Muda telah mambuka lapangan kerja bagi warga di dusun kami. Hingga hari ini, TPS 3R Brama Muda telah memiliki 12 orang karyawan yang terdiri atas pengelola/pengurus kantor dan operator (tim hijau yang bertugas mengambil, memilah, dan mengolah sampah menjadi kompos). Hal yang lebih penting lagi, keberadaan TPS 3R Brama Muda telah mengubah pola pikir masyarakat di dusun kami tentang sampah.

Kami yang sebelumnya menganggap sampah adalah hal menjijikan yang tidak memiliki nilai, dibuat terkejut karena ternyata sampah bisa “naik kelas”, bahkan TPS 3R Brama Muda mampu menjadi salah satu sentra edukasi tentang pengelolaan sampah. 

Lingkungan di sekitar dusun saya sudah semakin bersih dan hampir jarang ditemui warga yang membakar sampah sembarangan. Masyarakat pun telah terbiasa untuk memilah sampah sedari rumah, menggunakan dua wadah untuk memisahkan sampah kering dan sampah basah. Tidak ada lagi kesan jijik yang timbul di benak kami. 

Bahkan, lokasi TPS 3R sendiri sering dijadikan lokasi kegiatan masyarakat seperti lomba 17an, buka bersama oleh Brama Muda, nobar menuju pergantian tahun, senam ibu-ibu PKK, hingga cek kesehatan oleh beberapa relawan. Awal tahun 2019 ini TPS 3R Brama Muda juga bersinergi dengan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Watu Ledhek untuk mengembangkan potensi wisata edukasi di dusun kami. 

Wahana yang menjadi unggulan di lokasi wisata desa ini yaitu sentra edukasi sampah oleh TPS 3R Brama Muda, budidaya ternak sapi dan kambing oleh kelompok ternak Nyawiji II, dan sentra edukasi kesenian dan budaya.

Sejak awal pendiriannya, sudah cukup banyak tamu yang datang berkunjung ke TPS 3R. Mulai dari personal, instansi pemerintah, pelaku usaha, dan sesama pegiat sampah. 

Bahkan, tidak jarang kalangan akademisi (mulai dari siswa PAUD hingga mahasiswa) datang untuk belajar tentang pengelolaan sampah di TPS 3R Brama Muda. Pengelola TPS 3R juga sudah cukup sering diundang ke sejumlah instansi dan acara untuk berbagi kisah dan informasi seputar pengelolaan sampah berbasis 3R. 

Hal ini semakin membuka wawasan masyarakat bahwa pengelolaan TPS 3R berbeda dengan pengelolaan bank sampah. Berbagai inovasi yang dilakukan oleh pengelola TPS 3R Brama Muda juga telah menarik perhatian sejumlah kalangan, salah satunya adalah pembuatan meja pemilah sampah yang belum pernah dilakukan oleh TPS 3R lainnya.

Ada pun prestasi yang diraih oleh TPS 3R Brama Muda antara lain:
1. Penghargaan dari Kementerian PUPR sebagai salah satu dari 5 besar pengelola sampah terbaik skala nasional (November 2018)

2. Bekerja sama dengan Bremen Overseas Research and Development (BORDA) terkait pengembangan kapasitas KSM dan pengurangan emisi karbon dari proses pengomposan melalui program Kita Pro-Sampah (KIPRAH) (5 Maret 2019)

3. Menjadi tuan rumah peringatan Hari Lingkungan Hidup Dunia di wilayah Kabupaten Sleman (Juli 2019)

4. Juara I Kalpataru Kabupaten Sleman (November 2019)

Untuk meningkatkan kapasitas TPS 3R Brama Muda dalam memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar, pengelola senantiasa menambah wawasan melalui sejumlah pelatihan dan kerjasama dengan berbagai pihak terkait. Selain itu, TPS 3R Brama Muda juga rutin melakukan koordinasi dengan sesama pengelola TPS 3R se-Kabupaten Sleman yang tergabung dalam organisasi RESEP untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan hidup TPS 3R di tengah masyarakat. Semoga keberadaan TPS 3R di tengah masyarakat terus memberikan manfaat dan inspirasi bagi sesama pegiat sampah di wilayah lainnya.

Bagikan artikel ini:
Kirim Komentar

Komentar baru terbit setelah disetujui Admin

CAPTCHA Image