Jurnal

5 Bentuk Pemberdayaan Masyarakat Desa yang Revolusioner

04 Maret 2023
Administrator
Dibaca 49 Kali
5 Bentuk Pemberdayaan Masyarakat Desa yang Revolusioner

Desa seringkali diidentikan dengan daerah tertingal baik dari infrastruktur maupun sumber daya manusianya.

Padahal, potensi sumber daya alam di desa begitu berlimpah dan diperlukan sumber daya alam yang mumpuni agar bisa dioptimalkan dengan baik.

Bukan mereka tidak mampu, tetapi seringkali pengetahuan yang terbatas menjadikan mereka tidak mampu mengolah kekayaan alam di sekitar menjadi optimal dan juga menyejahterakan masyarakat.

Dari sinilah muncul Lembaga-lembaga sosial masyarakat bahakan pemerintah itu sendiri membuat sebuah program pemberdayaan masyarakat desa yang bersifat revolusioner.

Program pemberdayaan tersebut diharapkan mampu membina mereka untuk bisa bersaing di era gobal ini.

Lalu apa saja bentuk pemberdayaan masyarakat desa yang revolusioner tersebut? Berikut pemaparannya!

1. Program Pemberdayaan Masyarakat Desa di Bidang Ekonomi

Program pemberdayaan masyarakat desa di bidang ekonomi termasuk kedalam program yang sangat penting.

Tujuannya untuk membuat masyarakat desa mandiri dan juga sejahtera.

Banyaknya potensi alam yang dimiliki jika diolah dengan baik akan bisa menyehaterakan masyarakat desa setempat.

Karena itu pemerintah pusat membuat sebuah program pemberdayaan masyarakat salah satunya di bidang ekonomi.

Adapun program tersebut mencakup ;

• Pemberdayaan UMKM

Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah atau UMKM ini tergantung dari potensi yang ada di daerah tersebut.

Contohnya saja, di Kota Cirebon dikenal dengan produk-produk batik, maka warga setempat bisa mengoptimalkan hal tersebut untuk kesejahteraan bersama.

Atau di kota Garut yang banyak warga menjual kerajinan sehingga bisa dijadikan untuk UMKM.

Peran pemerintah adalah memberikan subsidi bunga kepada pelaku usaha ini.

Kemudian ada satu hal lagi yang dimunculkan oleh Kementerian Keuangan yaitu usaha mikro.

Jadi ini diberikan kepada masyarakat kelompok pelaku usaha yang lebih mikro, ultra mikro.

• BUMDes

BUMDes adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki desa melalui penyertaan modal langsung yang berasal dari kekayaan desa.

Lembaga ini digadang-gadang sebagai kekuatan yang akan bisa mendorong terciptanya peningkatan kesejahteraan dengan cara menciptakan produktivitas ekonomi bagi desa dengan berdasar pada ragam potensi yang dimiliki desa.

Di Jawa Barat contohnya, BUMDes ini bisa disinkronasikan dengan desa digital.

Dimana potensi BUMDes bisa dilihat dari akun desa digital juga tersebut kemudian.

Yang nantinya produk-produk BUMDes tersebut dibagi menjadi tiga zona, yakni Zona Merah bagi desa yang tidak memiliki perusahaan (BUMDes)

Zona Kuning untuk desa yang sedang memproses ataupun mengembangkan BUMDes-nya, serta Zona Hijau bagi desa yang telah memiliki BUMDes dan sudah beroperasi.

Dari zona inilah pemerintah daerah maupun pusat pun bekerja, terutama dalam hal pemberian modal pada masing-masing daerah tersebut.

Selain dua hal di atas terdapat pula pelatihan workshop, pemberian modal, bantuan alat produksi, peningkatan saran dan prasarana, dan lain sebagainya.

Goalnya adaldah dengan adanya pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian serta kesejahteraan masyarakat.

2. Pemberdayaan Masyarakat Desa di Bidang Pertanian

Seperti yang diketahui bersama, hampir di setiap desa yang ada di Indonesia memiliki lahan pertanian yang cukup berlimpah.

Pertanian ini menjadi mata pencaharian utama para warga yang nantinya bisa didistribusikan ke setiap daerah yang ada di Indonesia.

Bidang pertanian yang sangat potensial tentunya menjadi perhatian pemerintah agar bisa berkembang lebih baik lagi.

Karena itu, pemerintah pun berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk membuat program pemberdayaan masyarakat desa yang revolusioner dan juga inovatif.

Adapun pemberdayaan tersebut mencakup ;

• Pelatihan dan Pembinaan untuk para Petani

Para penduduk desa yang berporofesi sebagai petani, pasti sudah memiliki ilmu ‘’turun menurun’’ sehingga secara kasat mata mereka tidak memerlukan pelatihan atau pembinaan.

Namuan seiring dengan berkembangnya teknologi dan zaman, perubahan itu pasti ada sehingga mau tidak mau para petani tersebut diberikan pelatihan dan pembinaan agar bisa bersaing dengan siapapun.

Contohnya saja, dulu ketika membajak sawah pasti menggunakan tenaga sapi atau kerbau .

Namun, seiring dengan berkurangnya populasi hewan-hewan tersebut dan juga berkembangnya teknologi munculnya alat bernama traktor yang lebih memudahkan manusia untuk membajak sawah.

Nah, pengoperasian alat tersebut tentunya harus dibantu oleh ahlinya agar para petani desa paham serta bisa menggunakannya dengan optimal.

• Pengetahuan Tentang Pengairan Sawah

Banyak petani yang saat ini sulitnya untuk mengairi sawah dikarenakan banyaknya infrastruktur dan juga pabrik-pabrik yang dibangun di desa.

Tentunya, dengan hal ini harus ada pemberdayaan pemberi pengetahuan tentang pengairan sawah dengan cara lain ataupun mencari solusi dari hal tersebut.

• Pendistribusian Hasil Pertanian ke Pasar atau Koperasi

Karena lahan pertanian tersebut merupakan mata pencaharian utama para petani, maka hasil pertanian tersebut akan dijual yang biasanya lewat pasar tradisional ataupun koperasi desa.

Nah, para petani masa kini harus diajari pula tentang menentukan harga penjualan dan modal serta cara mengelola keuangan apabila ada pmasukan yang masuk.

3. Program Pemberdayaan Masyarakat Desa di Bidang Kesehatan

Pemerintah pun membuat sebuah program pemberdayaan masyarakat desa yang bergerak dalam bidang kesehatan.

Diharapkan dengan adanya program pemberdayaan tersebut, masyarakat desa bisa meningkatkan kualitas hidup dan peduli akan kesehatannya.

Bila dilihat secara kasat mata, bidang kesehatan di desa ini seringkali menjadi ‘’PR’’ besar pemerintah.

Banyak desa yang masih tertinggal karena tidak adanya sarana dan prasarana kesehatan serta petugas kesehatan yang mumpuni untuk menangani penyakit-penyakit mereka.

Hal ini memang tidak sepenuhnya kesalahan pemerintah, karena kerap berbenturan dengan nilai adat istiadat dan juga kepercayaan mereka.

Maka dari itu, jangan kaget bial di desa masih banyak petugas medis non resmi seperti dukun beranak untuk menolong ibu yang melahrikan, dukun, mantri, dan sebutan lainnya.

Namun, hal tersebut tidak bisa dibiarkan karena bagaimanapun juga berkembangnya zaman saat ini juga sebanding dengan munculnya berbagai penyakit yang ada dan harus ditangani oleh petugas medis ahli.

Maka dari itu, pemerintah melakukan program pemberdayaan tersebut dengan bertahap. Pemberdayaan yang dilakukan meliputi;

• Peningkatan Sarana dan Prasarana

Mulai dari renovasi atau dibangunnya puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat yang memadai.

Artinya disediakan pula tenaga medis yang professional, alat yang memadai, serta fasilitas kesehatan yang lengkap.

Selain tenaga medis yang berasal dari luar, bisa pula memberdayakan masyarakat sekitar untuk membantu di bagian-bagian yang memang layak untuk mereka isi sesuai minat dan bakatnya.

• Promosi dan Penyuluhan Program Kesehatan

Kesadaran masyarakat di Desa masih sangat minim. Contoh nyata yang bisa kita temui adalah seperti tentang kesadaran mencuci tangan sebelum makan atau sesudah BAB.

Selain itu mereka pun masih sering mengabaikan penyakit-penyakit lain yang bisa menular pada anggota keluarga atau masyarakat di sekitarnya.

Dan yang lebih parah tentang ibu yang memiliki bayi kerap diberikan makanan padahal usianya masih di bawah 6 bulan.

Pentingnya penyuluhan agar life style masyarakat desa bisa berubah dan memiliki pengetahuan yang mumpuni tentang hal tersebut.

Pemerintah desa bia bekerja sama dengan PKK yang ada di desa untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan tersebut.

4. Program Pemberdayaan Masyarakat Desa di Bidang Pendidikan

Pendidikan adalah program terpenting yang harus bisa dirasakan oleh masyarakat desa maupun kota.

Pasalnya, Pendidikan ini adalah gerbang awal agar para masyarakat bisa mengetahui berbagai macam hal yang ada di sekitarnya.

Bila Pendidikan tidak dinikmati langsung oleh para masyarakat di desa mereka akan menjadi masyarakat tertinggal dalam segala hal.

Hampir sama dengan kesehatan, Pendidikan di desa ini belum bisa dilakukan secara optimal karena masih banyak desa yang belum tersentuh Pendidikan dengan baik.

Maka dari itu, pemerintah wajib memberlakukan pemberdayaan masyarakat dalam bidang Pendidikan dengan mencakup;

• Peningkatan Sarana dan Prasarana

Merenovasi bangunan sekolah atau membangun sekolahan agar para masyarakat desa tidak perlu jauh-jauh untuk menuntut ilmu.

Kondisi yang berkembang di tengah masyarakat adalah banyak siswa-siswa yang harus menempuh perjalanan ke sekolah dengan jarak yang cukup jauh.

Tidak hanya itu, ada pula yang harus menempuh sekolah melewati jembatan atau jalan yang sudah tidak layak.

Bila belum memungkinkan membangun sekolah, pemerintah bisa menyediakan Lembaga Pendidikan yang setara dengan apa yang mereka butuhkan.

• Tenaga Pengajar yang Memadai

Selain sarana dan prasarana yang biasanya menjadi masalah adalah tenaga pengajar itu sendiri.

Masih sangat kurang tenaga kerja pengajar sehingga banyak desa yang diajar oleh kepala sekolah sekaligus guru yang mengajar di kelas atau sekolah lain.

Hal ini disebabkan masih engganya tenaga pengajar di kota yang mengajar di desa.

Ataupun tenaga pengajar setempat belum memiliki pengetahuan yang memadai.

Maka solusi dari hal tersebut adalah memberikan pelatihan dan penyuluhan tenaga-tenaga pengajar setempat.

Selain harus diperhatikan dua hal di atas, perhatikan pula tentang pemberian beasiswa anak berprestasi yang kerap luput perhatian dari pemerintah setempat maupun daerah.

Serta adakan pula program untuk membantu siswa-siswa yang tidak mampu agar bisa mengenyam Pendidikan dengan mana semestinya.

5. Program Pemberdayaan Masyarakat Desa di Bidang Agama

Program pemberdayaan masyarakat dalam bidang agama pun patut untuk diperhitungkan.

Kita boleh bangga dengan anak yang cerdas dan baik dalam hal akademik.

Tetapi akan lebih bahagia lagi apabila anak memiliki kecerdasan dan kemampuan dalam bidang Agama.

Kita bisa meniru dan memodifikasi program pemerintah jawa barat, dimana mereka mencanangkan satu desa satu hafidz.

Dimana hafudz tersebut bisa diberikan beasiswa mengenyam Pendidikan di luar negeri.

Tentunya program ini menjadi angin segar bagi para hafidz di desa dan juga memotivasi anak-anak untuk bisa menjadi seorang hafidz.

Pemerintah desa yang ada di daerah lain bisa mencontoh program ini tentunya didukung dengan peningkatan berbagai hal yang menunjang hal tersebut.

Seperti pemberian intensif untuk guru ngaji dengan nominal yang layak dan sesuai.

Pemberian fasilitas yang mendukung kegiatan pengajian, adanya pelatihan bagi guru atau anak-anak hafidz untuk bisa termotivasi menajdi seorang hafidz, renovasi tempat ibadah, dan lain sebagainya.

Bila di desa banyak anak yang hafidz, maka akan berpengaruh terhadap perilaku masyarakat desa itu sendiri.

Dimana mereka memiliki kecerdasaan spiritual dan juga emosional.

Dan yang lebih membanggakan lagi adalah bila akhirat dikejar maka dunia pun akan mengikuti.

Penutup

Itulah 5 bentuk pemberdayaan desa yang revolusioner sesuai dengan bidangnya. Boleh jadi, tidak ada perubahan tetapi nyatanya belum sepenuhnya dilakukan oleh pemerintah karena terkendala berbagai hal.

Semoga bermanfaat dan smeoga desa-desa di Indonesia bisa semakin maju serta berkembang kembali.

Sumber : 5 Bentuk Pemberdayaan Masyarakat Desa yang Revolusioner

Bagikan artikel ini:
Kirim Komentar

Komentar baru terbit setelah disetujui Admin

CAPTCHA Image